January 28, 2019

Waktu Niat Ibadah

Waktu Niat Ibadah
WAKTU BERNIAT UNTUK IBADAH WUDHU, MANDI WAJIB DAN SHALAT

Assalamu'alaikum

Izin bertanya membuka forum baru.

1.Pak ustadz, apakah boleh setelah berniat mandi wajib diberi jeda 1-2 detik baru membasuh tangan sebagai awal mandi wajib ?

2.Lalu bolehkah berniat dengan "saya niat mandi wajib karena Allah Ta'ala", kemudian belum sampai "la" pada lafadz Ta'ala tangan sudah kena air duluan ? Tetapu sebelumnya saya sudah mengulang-ulang niat "saya niat mandi wajib" tanpa "karena Allah Ta'ala" .

3.bolehkah berniat dengan hanya "saya niat wudhu" "saya niat mandi wajib" "saya niat sholat fardhu/sunah" tanpa ada lafadz karena Allah Ta'ala ?

4.bolehkah berniat dengan bahasa daerah misal, "saya" dalam bahasa daerah saya "ulun" jd niatnya "ulun niat sholat/mandi/wudhu" ? Atau saya diganti dengan aku ?

5.mana yang lebih benar "sengaja aku niat" atau "aku niat", sering saya meliat buku pedoman sholat menggunakan lafadz sengaja aku, dan pada buku pedoman umroh saya juga saya dapati lafadz sengaja pada niatan suatu ibadah.

JAWABAN

1. Boleh. Adanya jeda antara niat dan awal perbuatan wudhu atau mandi, itu boleh menurut sebagian pendapat dalam madzhab Syafi'i. Baca detail: Niat Sebelum Perbuatan

Imam Nawawi dalam kitab Raudoh At-Tolibin, hlm. 1/48, menyatakan:

وإن تقدمت النية من أول الوضوء واستصحبها إلى غسل جزء من الوجه ، صح ، وحصل ثواب السنن ، وإن اقترنت بسنة من سننه المتقدمة ، وهي التسمية ، والسواك ، وغسل الكف ، والمضمضة ، والاستنشاق ، ثم عزبت قبل الوجه ، فثلاثة أوجه . أصحها : لا يصح وضوءه . والثاني : يصح . والثالث : يصح إن اقترنت بالمضمضة أو الاستنشاق دون ما قبلهما .

Artinya: Apabila mendahulukan niat dari awal wudhu dan meneruskan niat itu sampai membasuh bagian awal dari wajah, maka sah wudhunya. Dan mendapat pahala sunnah-sunnahnya wudhu (baca bismilah, dll). Apabila niat itu bersamaan dengan satu sunnah dari sunnahnya wudhu -- yakni baca bismilah, siwak, membasuh telapak tangan, berkumur, istinsyaq (menghirup air ke hidung) -- lalu ada jeda sebelum membasuh wajah maka ada tiga pendapat: pertama, yang paling sahih, tidak sah wudhunya. Kedua, sah wudhunya. Ketiga, sah apabila niatnya bersamaan dengan berkumur atau istinsyaq, bukan yang sebelum keduanya.

Jadi, intinya sah terjadinya jeda antara niat dengan awal perbuatan wudhu atau mandi atau shalat.

Pandangan tersebut dalam madzhab Syafi'i. Sedangkan dalam madzhab yang lain, maka adanya jeda waktu antara niat dan awal perbuatan ibadah itu tidak menjadi masalah bahkan walaupun jaraknya cukup jauh. Berikut rinciannya:

Al-Jaziri dalam kitab Al-Fiqh alal Madzahib Al-Arba'ah, hlm. 1/197, menguraikan pandangan 4 madzhab sbb:

الحنفية قالوا: يصح أن تتقدم النية على تكبيرة الإحرام بشرط أن لا يفصل بينهما فاصل أجنبي عن الصلاة، كالأكل والشرب والكلام الذي تبطل به الصلاة؛ أما الفاصل المتعلق بالصلاة، كالمشي لها؛ والوضوء، فإنه لا يضر، فلو نوى صلاة الظهر مثلاً، ثم شرع في الوضوء، وبعد الفراغ منه مشى إلى المسجد، وشرع في الصلاة ولم تحضره النية؛ فإن صلاته تصح

Artinya: Madzhab Hanafi menyatakan sah mendahulukan niat dari takbirotul ihram dengan syarat tidak ada pemisah lain dari shalat -- seperti makan, minum, berbicara yang menjadi penyebab shalat. Adapun pemisah yang terkait dengan shalat seperti berjalan untuk shalat dan wudhu maka tidak apa-apa. Apabila berniat shalat zhuhur, misalnya, lalu berwudhu setelah selesai dari wudhu lalu berjalan menuju masjid dan melaksanakan shalat tanpa ada niat lagi, maka shalatnya sah.

الحنابلة قالوا: إن النية يصح تقديمها على تكبيرة الإحرام بزمن يسير، بشرط أن ينوي بعد دخول الوقت، كما نقل عن أبي حنيفة

Artinya: Madzhab Hanafi menyatakan bahwa niat shalat itu boleh didahulukan dari takbirotul ihram dengan jeda waktu sedikit dengan syarat dia berniat shalat itu setelah masuknya waktu shalat sebagaimana dinukil dari Imam Abu Hanifah.

Baca detail: Cara Niat

2. Boleh, karena kata 'karena Allah' itu tidak wajib diucapkan. Yang terpenting dalam niat mandi adalah sebutan "mandi wajib".

3. Boleh dan sah walaupun tanpa ada kata 'lillahi ta'ala'. Imam Nawawi dalam kitab Raudoh At-Tolibin, hlm. 1/49, menyatakan:

أما كيفية النية ; فالوضوء ضربان : وضوء رفاهية ; ووضوء ضرورة . أما الأول : فينوي أحد ثلاثة أمور . أحدها : رفع الحدث ، أو الطهارة عن الحدث . ويجزئه ذلك ... الأمر الثاني : استباحة الصلاة ، أو غيرها مما لا تباح إلا بالطهارة ، كالطواف ، وسجود التلاوة ، والشكر ... الأمر الثالث : فرض الوضوء ، أو أداء الوضوء ، وذلك كاف قطعا وإن كان الناوي صبيا .

Artinya: ... Cara niat wudhu ada tiga macam: pertama, niat menghilangkan hadas atau niat bersuci dari hadas. Kedua, niat agar bisa shalat atau lainnya... Ketiga, niat fardhu wudhu atau melaksanakan wudhu. Itu semua sah niatnya walaupun yg niat itu anak kecil.

4. Boleh dengan bahasa daerah manapun.

5. "Aku niat" sudah cukup. Itu terjemahan dari format aslinya dalam bahasa Arab "Nawaitu" (aku niat). Baca detail: Cara Niat

0 komentar:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.