September 24, 2019

Tujuan Manusia Hidup

TUJUAN MANUSIA HIDUP

Assalamualaikum warohmatulloh para yai PP. Alkhoirot Malang.
Saya mempunyai pertanyaan berkaitan tentang tujuan manusia hidup di dunia ini?

Apakah arti penting tujuan hidup manusia tinggal di dunia. Apakah tujuan hidup manusia hanya untuk mengenal Tuhannya saja. Jika manusia hidup hanya untuk mengenal Tuhannya, berarti manusia diwajibkan menuntut Ilmu Tuhan dengan serius, seperti santri di pondok pesantren. Sedangkan, masyarakat di Indonesia saja tidak semuanya merupakan santri pondok pesantren, menanggapi hal ini, apakah hal ini berkaitan dengan takdir sang Tuhan kepada kita. Apakah juga kalangan awwam yang pernah berdosa lalu bertobat bisa mengenal Tuhannya tanpa mondok. Jadi, Sebenarnya bagaimana seseorang itu hidup dan tujuan sebenarnya apa?

JAWABAN

Pertama, tujuan Allah menciptakan manusia adalah untuk beribadah pada Allah. Dalam QS Adz-Dzariyat 51:56 Allah berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Artinya: Tidaklah aku jadikan jin dan manusia melainkan untuk menyembahKu.

Untuk melaksanakan hal di atas, seorang muslim tidak perlu belajar agama secara mendalam. Cukup tahu ilmu dasar agama yang meliputi kewajiban dasar Islam dan yang terkait dengannya. Seperti ilmu tentang shalat dan wudhu, ilmu tentang puasa, zakat, haji. Baca detail: Hukum Belajar Ilmu Agama

Dan pengetahuan tentang perkara yang disepakati haramnya seperti haramnya berzina, dll. Baca detail: Dosa Besar dalam Islam

Kedua, terkait takdir. Takdir adalah pilihan. Kalau kita memilih hal baik, maka kita memilih takdir yang baik. Kalau kita berbuat buruk, maka kita memilih takdir buruk. Baca detail: Takdir

Ketiga, kewajiban orang yang berdosa adalah dengan bertaubat. Dan itu bisa dicapai tanpa harus mondok. Baca detail: Cara Taubat Nasuha

ZINA

Assalamualaikum, saya ucapkan terima kasih sebelumnya telah bersedia membantu menjawab. Semoga kebaikan ini nantinya membantu di saat-saat tersusah Ustad. Saya pribadi sebenarnya cukup takut apakah ini termasuk membocorkan aib atau tidak namun saya benar2 mrasa tidak tenang.

Jadi saya memiliki seorang teman wanita lajang dan tinggal sendiri (kos) yang memiliki seorang pacar namun sering berkunjung ke kos teman wanita saya (kos campur). Pada awal2 pacaran saya tidak pernah tahu apa yg mereka lakukan sampai teman saya yg bercerita sendiri bahwa mereka melakukan sex dan melakukan secara rutin di luar pernikahan. Saya mengenal baik Ibu teman wanita saya, sehingga beberapa kali Ibunya bertanya tentang anakny pada saya. Namun tidak pernah mengenai aktivitas pacaran anaknya.
Saya pribadi sebagai teman dekat merasa berdosa terus2an menyembunyikan ini dari ibunya selama hampir 2 bulan. Namun bila saya cerita saya takut teman saya marah pada saya (karena hanya saya satu2nya teman yg tau) dan saya takut Ibu teman saya sakit karena memikirkan hal itu. Hal ini karena teman saya tergolong nekat dan sering melakukan hal2 d luar dugaan/logika terbalik. Saya sebelumnya sudah menasehati teman saya dan memintanya re-think apa yg sudah dilakukan namun dia selalu beralasan2 dan saya sampai berniat menjauhi teman saya. Namun saya merasa itu merupakan manfaat saya sebagai teman membawa teman saya ke jalan yg baik ( teman saya memiliki background keluarga broken home) dan saya merasa berdosa jika terus membiarkan teman saya seperti itu dan lebih seperti orang brengsek bila saya tetap nekat menjauhi. Apa saran terbaik yang bisa saya lakukan Ustad? Saya mohon pencerahan dan pandangan ustad dari berbagai sisi.

Saya sendiri sadar masih banyak kekurangan dan jauh dari kata alim, jadi kiranya jawaban Ustad bisa sangat membantu saya. Saya ucapkapan terima kasih.
Wassalamualaikum.

JAWABAN

Hal mendasar dalam dalam Islam adalah agar kita menjauhi lingkungan yang buruk dalam rangka untuk menjadi orang baik. Termasuk di dalamnya adalah teman yang buruk. Karena hal itu akan menularkan energi negatif bagi kita. Baca detail: Wajib Menjauhi Lingkungan Pergaulan Buruk

Anda sudah melakukan hal yang benar dengan menasihatinya. Kalau dia mengacuhkan hal itu, maka anda sudah tidak lagi mempunyai kewajiban. Namun di sisi lain, ada baiknya anda menjaga jarak dengan dia agar tidak tertular perilaku buruknya.

Terkait aibnya, maka tidak perlu bagi anda membuka aibnya pada siapapun. Termasuk pada ibunya. Karena membuka aib itu haram hukumnya. Baik aib diri sendiri maupun aib orang lain. Baca detail: Hukum Ghibah

Yang perlu anda lakukan adalah: fokuskan fikiran dan perilaku menuju perbaikan diri sendiri. Dengan cara belajar ilmu agama dasar dan meningkatkan akhlak dan kesantunan. Baca detail: Hukum Belajar Ilmu Agama

SUAMI SUKA MEMBACA CERITA DEWASA

Assalamualaikum

Saya mau konsultasi ustad, bagaimana caranya menghadapi suami yang punya kebiasaan membaca cerita sex dan melihat gambar gambar wanita sexy.
Apa yang harus saya lakukan sebagai istri agar suami tidak kembali ke hobynya ini.
Mohon pencerahannya secara islami ustad, apa yg harus saya perbaiki sebagai seorang istri sedang kebiasaan suami saya ini sudah lama dan selalu dia lakukan.
Atas bantuannya saya ucapkan banyak terimakasih.

Wassalamualaikum

JAWABAN

Kalau sudah hobi memang sulit untuk ditinggalkan. Apalagi membaca atau menonton konten pornografi itu merupakan kebiasaan yang sifatnya adiktif (ketagihan). Dengan kata lain, kebiasaan ini sudah menjadi penyakit. Sama dengan kebiasaan adiktif lainnya seperti merokok atau judi.

Tidak mudah menghentikan kebiasaan adiktif. Satu-satunya cara adalah apabila ada keinginan kuat dari yang bersangkutan untuk menghentikannya sendiri. Sama dengan perokok berat, dia bisa berhenti apabila ada kemauan dari dirinya sendiri untuk berhenti.

Oleh karena itu, anda tidak akan bisa menghentikannya karena itu di luar kontrol anda. Namun, anda bisa membantu dia agar dia memiliki keinginan untuk berhenti. Baca juga: Cara Harmonis dalam Rumah Tangga

Salah satu cara adalah dengan mengajak dia lebih dekat ke agama. Misalnya dengan mengajak dia shalat berjamaah bersama di rumah atau di masjid. Mengajaknya ikut majelis taklim pengajian (perhatian: hindari pengajian Wahabi Salafi). Baca detail: Kriteria Ahlussunnah Wal Jamaah

0 komentar:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.